By the way, ngomongin soal hari pahlawan, gue gatel banget nih pengen cerita soal pengalaman yang pernah gue alamin jauh sebelum gue baca baca buku "Kicau Kacau"nya Indra Herlambang tahun lalu. Oke, sebelumnya mungkin gue jelasin dulu pengalaman dari Indra Herlambang, di dalam buku tersebut ada 1 bab yang menceritakan pengalaman dia yang nyari orang bernama "Kartini" di jaman sekarang ini. Dia penasaran banget, ada nggak sih seorang gadis kecil yang bernama Kartini di jaman sekarang ini yang bahkan Tablet bukan lagi menjadi sebutir obat. Tentu saja setelah dia nyari di SD nya dulu, dan bahkan sampe ke pelosok desa, dia nggak nemuin nama "Kartini" masa kini.
Hal tersebut sama seperti yang gue alamin. Jaman gue masih kuliah D3 Kebidanan dulu, pada saat mata kuliah Kebidanan Komunitas, gue dan temen-temen yang lain dapet tugas dari dosen untuk bikin makalah tentang posyandu di desanya masing-masing. Karena di daerah gue posyandu diadain sebulan sekali dan udah lewat, akhirnya gue nyari bareng temen gue di desanya, daerah pastinya gue lupa tapi sekitaran Sedayu, Bantul.
Karena baru pertama kali ikut posyandu yang sebenernya, gue masih bingung dalam pembagian tugas per meja-nya. Ya akhirnya gue ditugasin buat bantuin ibu-ibu kader nimbang balitanya. I was excited!
Dan yang perlu kalian tahu, pada saat itu pula gue perhatiin nama-nama balitanya yang sungguh di luar bayangan gue sebelumnya. Ya maksud gue, paling-paling di daerah desa seperti ini, nama pasaran yang kerap muncul, yang pada umumnyalah, mungkin Putri, Bayu, atau Rahmat. Tapi nyatanya, gue salah! Nama-nama artis kerap terdengar di telinga gue ketika gue tanya pada ibu si balita: "Nama putrinya/ putranya siapa Bu?", dan mereka dengan santai bilang: "Chelsea", atau "Jasmine", atau "Nadine", atau "Diego", atau "Kevin", atau "Raffi". Wow! Iya, iya, gue tahu, menurut kalian, mungkin itu bukan suatu hal yang absurd, yah No laughing matter lah yaaaa.. tapiiiiii.... That's beyond my understanding lho, Sodara-sodara! Gue sampe mikir, begitu dahsyatnya ya peran benda kotak warna hitam yang biasa disebut TV itu? Untung ibu-ibu para balita ini punya TV, coba kalo nggak, mungkin mereka nggak bakal nemuin nama-nama cantik macem para artis itu. Tapi, gue pun nggak yakin apakah seandainya mereka nggak punya TV, mereka bakal kasih nama anaknya nama para pahlawan seperti Pattimura, Sudirman, Diponegoro, Soekarno, Cut Nyak Dien, atau bahkan Kartini? Kayaknya kok gue nggak yakin ya?
Ya bolehlah, sebagian orang yang kasmaran paling bakal bilang: "Sejarah itu nggak penting, udah deh kamu itu sejarah buat aku. cukup buat pelajaran dari masa lalu, karna aku udah punya masa depanku." Tapi, buat yang jomblo yang nggak bisa move on ya pasti nggak bakalan bisa bilang gitu. Masa depannya aja masih abu-abu ;) *digebukin para jombloers* *lari ke hutan belok ke pantai nyebur ke sungai mekong* *linting lengan baju* *wudhu* #ApeuBangetDehGue
Oke, back to the point deh, mungkin kurang bukti kali ya, tapi pada saat gue ikut posyandu di Brosot, Pleret Panjatan, dan di desa-desa lainnya, gue juga menemukan hal yang sama. Nama Bambang terganti oleh Devin, nama Joko terganti oleh Joddy, dan nama Prihatin terganti oleh Prilly. Kalian bisa deh buktiin omongan gue, try to do that i did before. Observasi!
And... you should know that i have ever been make any random question to my friends. Random question-nya itu soal gambar di lembaran uang. Dan yang paling mencengangkan cuma gambar uang dengan nominal Rp 100.000,00 yang mereka tahu. Yah, mungkin mereka emang kaya-kaya kalik ya, nggak pernah megang uang di bawah nominal Rp 100.000,00?
Nih, gue tunjukin gambar uang 100rb rupiah, kalik aja ada yang lupa, cuma keinget warnanya doank:
Soekarno-Hatta
Ngomong-ngomong, bisa jadi, beberapa tahun ke depan, anak-anak balita tersebut hanya mengetahui nama-nama pahlawannya dari lembaran uang rupiah. Dan bisa jadi, beberapa tahun ke depan, gambar di lembaran uang rupiah itu bukan lagi gambar pahlawan, tapi bergeser oleh gambar artis-artis Indonesia, Morgan misalnya, atau Nasar-Muzdalifah di lembaran 100 ribuan? Ya who knows?
Di bawah ini gue liatin gambar Muzdalifah dan Nasar, yang coba deh coba, try to imagine kalo mereka ada di uang 100.000 an. Oke, that pretty much everbody hates! Hahaha :D
Muzdalifah-Nasar
Anyway, Pahlawan masa kini sebenernya ada di sekitar kalian kok, keluarga, Ibu Ayah, pahlawan masa kini kalian. So, hold their hands, and say thanks for everything that they give to you. LOVE!
The real Guardian Angels in my life :)



No comments:
Post a Comment