Sunday 27 May 2012

LIBIDO (Lika-liku Bidan Dodol) BUKU TERBARU SAYA

LIBIDO, LIka-liku BIdan DOdol.

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar nama B I D A N?

Bawel? Super galak? Pantat lebar dan beralis nungging? yeahhh itu sih Miranda Priestly dalam film The Devil Wears Prada.
No no no jangan buru-buru mengambil kesimpulan sebelum membaca LIBIDO hingga halaman terakhir. Banyak pengalaman dodol yang dibagi sama Gita seputar praktik kebidanan. Mulai dari hilangnya gigi palsu pasien, mendengar curhat ibu hamil galau, membanjirnya pasien PSK yang minta suntik KB hingga tangan kapalan ngelembur tugas kampus.

Happy Reading! Selamat berguling-giling ria... A MUST READ! GRAB IT FAST! :)

Judul Buku : LIBIDO (Lika liku Bidan Dodol)
Pengarang : Gita Okinarum
Tebal Halaman : 126
Penerbit : Media Pressindo
Tahun terbit : 2012
Harga : Rp 20.000,00

BALADA KAKEK CANGKUL DAN NENEK GAYUNG

kayaknya udah lama juga ya gue nggak ngeblog yang random gitu, dari jaman kucing tetangga masih bunting, hingga udah lairan, bahkan sampe si kucing tetangga tadi udah punya cucu. so, kayaknya malem ini adalah malem yang tepat deh!

sore tadi, gue nemenin adek gue, rama, buat nonton film "The Avengers". sesuai dengan prosedur yang gue bikin, sebelum masuk XXI, adek gue harus ke kamar mandi dulu, dia gue wajibin buat pipis sebanyak2nya dan senikmat2nya. soalnya gue nggak mau di tengah2 film dia minta anterin ke wc buat pipis!

nah pas dia pipis, gue liat jadwal film yang lagi tayang, kemudian mata gue tertuju pada satu judul film yang menurut gue aneh bin wagu, "KAKEK CANGKUL". judul itu bikin bulu kuduk gue shuffle dance dan bulu hidung gue dadah-dadah ke bulu dadanya ridho rhoma...
ini dia gambar kakek cangkul:


iya, gue tahu, bikin judul film horor yang menarik itu susah banget. tapi kenapa pilihannya harus kakek cangkul? kalo baca di sinopsisnya sih, kakek ini adalah suaminya NENEK GAYUNG.

berdasarkan sinopsis tersebut, gue mulai memainkan daya imajinasi gue yang liar dan semena2. gue perkirakan cerita ini adalah sebuah legenda yang terjadi sekitar jaman masyarakat indonesia belum kenal produk kecantikan Tje Fuk kosmetik. sepertinya, mereka mempunyai 2 orang cucu yang ganteng dan cantik, yang hampir mewarisi sifat kakek-neneknya. Cucu mereka namanya: PUTRA BULDOZER dan PUTRI SHOWER.

jadi, mereka ini adalah penerus usaha kakek-neneknya. si PUTRA BULDOZER, meneruskan usaha kakek tercintanya, KAKEK CANGKUL, yang bergelut di bidang bangunan. jaman susah dulu kakeknya kemana2 bawa cangkul buat ngeruk tanah, buat bangun rumah, bahkan buat ngubur upilnya. namun pada akhirnya kakek tersebut meninggal. dia menghembuskan nafas terakhirnya, karena suatu hari ketika kakek tersebut sedang mencangkul tanah di ladang, kakek nggak konsen gara2 lagi ada masalah keluarga sama istrinya, si nenek gayung. alhasil, dengan nggak sengaja, cangkul tersebut melukai kakinya, dan akhirnya kakek tersebut mati di tangan cangkul kesayangannya.

si PUTRA BULDOZER pun nasibnya hampir sama kayak kakeknya. asal usul kematiannya disebabkan oleh ulah ceweknya. hal ini terjadi karena si putra selingkuh dengan kembang desa di belakang buldozer miliknya. karena nggak terima oleh perlakuan putra, akhirnya ceweknya, dengan sukses mampu menggilas si putra pake buldozer hingga remuk berkeping-keping.

lain ceritanya dengan si PUTRI SHOWER. parasnya cantik, hatinya lembut, namun dia selalu disakiti oleh pacarnya. setiap ada masalah sama pacarnya, dia selalu galau dan pelampiasannya adalah masuk kamar mandi-nyalain shower-duduk di bawah shower sambil nangis. suatu hari, ketika kegalauan putri gak kebendung, dia ngiris venanya pake silet sambil duduk di bawah shower yang nyala, trus akhirnya mati dengan sukses pulak.

penasaran sama kisah sejarah matinya NENEK GAYUNG? semasa masih hidup, dia sangat bahagia ketika mandi pake gayung. baginya, gayung adalah belahan jiwanya yang nggak mungkin tergantikan oleh orang lain. beda dengan cucunya si putri shower yang hobi bershower ketika galau, nenek ini suka bergayung ketika galau. suatu hari nenek gayung ikutan kontes lomba goyang gayung, dan ternyata menang dapet juara pertama. kakek cangkul (suaminya) gak menyambut kebahagiaan nenek gayung, soalnya si kakek gak terima ketika si nenek joget ngebor dan menampilkan auratnya di depan khalayak ramai. akhirnya timbullah percekcokan yang nggak kunjung usai. hingga pada akhirnya si nenek lari ke hutan belok ke pantai nyebur ke sumur sambil bawa gayung2 kesayangannya. pada saat itulah nenek gayung mengakhiri hidupnya.
dan di bawah inilah foto dari nenek gayung:


Yak, begitulah akhir kisah hidup KAKEK CANGKUL-NENEK GAYUNG dan kedua cucunya. buat kalian para sineas muda, mungkin punya ide lain dan mau bikin film horor indonesia, serta menambah daftar judul film horor indonesia yang geje? silakan, silakan, boleh2 aja looohhh..

Monday 21 May 2012

PROFESSIONAL ARTIST WANNABE :)


Jilbab itu nggak hanya membuat seseorang menjadi terlihat cantik saat menggunakannya, tapi bisa bikin orang yang mengenakannya pun bernasib hampir mirip artis.

Penggunaan jilbab di negara yang mayoritas agamanya adalah muslim, memang hal yang wajar. Tetapi lain halnya ketika kita menggunakan jilbab di negara yang mayoritas agamanya bukan muslim. Jilbab menjadi barang baru yang unik, dan bikin setiap orang penasaran dengan seluk beluk jilbab, bagaimana penggunaannya, ada berapa warna, berapa kali hendaknya mencuci jilbab, dan banyak pertanyaan aneh lainnya yang menurut gue beyond my understanding. Ya gimana enggak, banyak orang2 Buddhist, catholic, ataupun Taoism yang nanya ke gue dengan pertanyaan menggelitik: “Bolehkah kamu mencuci jilbab? Dan apa enggak masalah kalo jilbab kamu dikasih wangi2an? Enggak dosa?”

Seneng sih, ketika banyak orang excited dan want to know banget, tapi terkadang bingung juga njelasinnya kalo mereka nanya gini: “kalo udah nikah, kamu lepas jilbab nggak? Trus sepanjang hari kamu nutup rambutmu pake jilbab? Siapa aja yang boleh liat rambutmu?”
Hal tersebut bisa banget dijelaskan pada orang yang memang paham dengan keberadaan jilbab, maksud gue ya kayak orang non muslim di negara kita ini. Mereka pasti ngerti kalo dijelasin, tapi masyarakat non muslim di negara lain nggak begitu aja paham dan bisa menerima penjelasan kita. Bisa panjang urusannya, dan alhasil kita malah ngasih kuliah ke mereka.
Misalnya dengan pertanyaan tadi, jawabannya bakal gini: “ya walaupun udah nikah, nggak bakal lepas jilbab. Karena di agama Islam, wajib hukumnya pake jilbab bagi perempuan yang udah baligh. Dan yang boleh liat rambut dan aurat kami hanyalah kami sebut dengan ‘mahram’, yang disebut mahram kami itu adalah kedua orang tua kandung, kakak, adik, kakek, nenek, suami, anak. Kami nggak sepanjang hari juga pake jilbab, hanya ketika kami bertemu dengan yang bukan mahram kami aja.”
Trus disusul pertanyaan selanjutnya dari mereka gini: “Siapa yang bikin aturan mahram? Kalo kepanasan gimana? Emang ada perintahnya di kitab sucimu? Trus kenapa kalian nggak boleh makan babi, anjing, kodok, dsb dst, kok ribet banget sih? Ada aturannya nggak di kitab sucimu? Trus di agama kalian juga membolehkan lelaki punya banyak istri, gimana bisa? Padahal perempuan nggak boleh punya banyak suami kan? Kok nggak adil sih?”
Ya begitulah, diskusinya jadi makin panjang, makin rumit, makin bikin bulu kuduk lemes nggak bisa berdiri lagi selamanya. Daya berpikir logika mereka terlalu kuat, agaknya cukup sulit mengimani suatu hal. Jadi, gue bener2 harus njelasin dengan hati2 dan jelas buangettt, supaya Islam bisa diterima dengan akal sehat oleh mereka. Kadang, kalo gue bener2 kepentok oleh vocabulary keagamaan gue yang minim, gue pending dulu, dan gue janji bakal diskusiin hal tersebut keesokan harinya, kalo ketemu. Haha.

Oke, balik lagi ke topic inti postingan gue kali ini, tentang penggunaan jilbab yang menuai banyak ‘kenggumunan’ orang2 non muslim.

Selama gue dan temen2 berada di negara yang mayoritas penduduknya adalah Buddhist dan Taoism (percaya pada nenek moyang/ roh2 nenek moyang), kami bener2 berasa mirip artis. Hal itu nggak lain nggak bukan adalah karena jilbab. Bahkan nggak sedikit orang yang tiba2 berubah sosok jadi paparazzi demi bisa mendapatkan foto kami. Mereka dengan santai dan excited-nya loh, memfoto kami secara sembunyi-sembunyi. Awalnya sih gue seneng2 aja, tapi lama kelamaan gue ngerasa risih. Takutnya, foto gue dibikin aneh2, mukanya gue, tapi badannya badan orang lain yang lagi bugil. Oh my god, that’s not funny.

Kemudian, ketika kami pergi ke Tamsui, salah satu tempat wisata di Taiwan yang ada pelabuhannya, kami disambut dengan puluhan fotografer amatiran yang ngantri dan memohon dengan sangat untuk bisa memfoto kami sebagai object fotonya. Berawal dari gue, cici, kak ida, mbak cendy, mbak susan, n kak aric yang lagi foto2 di pintu masuk tempat wisata tersebut, kemudian dari kejauhan muncullah berpuluh2 sosok makhluk2 paruh baya yang mengalungkan kamera fotografi dengan berbagai macam merk unggulan, Nikon, canon, dll. Sepintas kalo ngeliat gaya mereka, nggak ditangguhkan lagi kehebatan memotretnya, secara kameranya oke punya mameeennn, mungkin sampe belasan hingga puluhan megapixel. Tapi setelah ngeliat hasil foto mereka, ampuuunnn kacrut banget deh istilah kasarnya. Bener2 amatiran, terlalu banyak shaking n gak fokus. Ya nggak bermaksud sombong juga sih, bagusan hasil jepretan gue deh kemana-mana. Hahahaha.

Awalnya, mereka tertarik sama Citra/ Cici, temen gue, mereka minta Cici untuk difoto, tapi matanya aja yang keliatan, mukanya ditutup cadar gitu. Tapi akhirnya, semua dari kami pun diminta untuk jadi objek. Gue, kak ida, mbak susan, n mbak cendy, diminta untuk jadi objek latihan fotografi tapi Cuma punggungnya yang difoto dengan laut sebagai backgroundnya. Pada mulanya gue enjoy, tapi lama kelamaan ngganggu banget, bahkan hampir 30 menit kami disuruh jadi objek foto mereka. Berkali2 gue bilang, “is that enough?” dan berkali2 pula mereka bilang: “not yet, once more.” Bilangnya sih once more, tapi ya nyatanya more n more n more. Dan setiap disudahkan, kemudian gue pindah ke tempat lain, mereka ngikutin dan tetep aja nyuri2 foto, dan ada pula yang masih getol minta foto kami.

Sebagai buktinya, gue tampilin beberapa bukti foto ketika kami jadi artis sehari. No hoax lho ini :)






Dahsyat banget kan? Haha. Oiya, nggak cuma punggung aja yang difoto, tapi begitu liat kaki gue, mereka malah memotret kaki gue n temen2 lainnya, iya KAKI, KAKI SODARA-SODARA, KAKI yang difoto, bukan muka, bukan, bukan banget!!!