Friday 21 October 2011

TRAGEDI MENABUNG DI “CELENGAN” ORANG

I’m getting dizzy n BeTe alias Birahi Tinggi, maksud gue birahi tinggi pengen refreshing ngilangin stress yang berkepanjangan akibat tugas kampus menggunung. mauk jam 7 pagi, pulang jam 8 malem... Omaidiiirrrr!!!
Okay then, pulang jaga malem dari mergangsan jam stengah 9an pagi, hari ini gue ngerasa linglung banget, apalagi pas naik motor. Gue mutusin nggak langsung pulang rumah dan masih pake baju praktek putih-putih, yah kebetulan gue masuk kuliah jam 11. Gue muter-muter keliling Jogja aja gitu, ya ngikutin orang-orang di depan gue. Nggak kerasa nyampe di 0 kilometer. gue ngliat ada mbak-mbak bonceng cowoknya gitu, mesra bener deh, kayak kadal arab nemplok di tembok besar cina. Gue sih nggak masalah liat pemandangan kayak gini, yang bikin gue masalah itu, celengan mbaknya kebuka gede banget. Ya masak sih mbaknya nggak kerasa sliwir-sliwir, dingin-dingin empuk gitu?
Spontan aja gitu gue bilang ke mbaknya, “Mbak, itu celengannya kebuka. Ditutup ah mbak, bagus sih bentuknya mulus, tapi kan bikin tingkat kecelakaan tinggi tuh liat gituan di jalan!”
Si mbak: *melongo* Mukanya nggak enak banget kayak kemasukan kadal berekor 3.
Gue: *ambil uang receh 500 rupiah dari kantong* *masukin koin ke celengan mbaknya*
Lampu ijo nyala.
Gue: *gaspol kuenceng*
Nggak tau deh itu si mbaknya nyadar kagak di celengannya ada duit 500 perak. untung banget loh ya, gue masukin duit koin.. biasanya gue jepret pake karet taukkk...
Pesan moral a la ajib: Menabunglah di tempat yang sesuai dan yang bisa mendatangkan bunga. *lho?!

Thursday 13 October 2011

Dear Nona-ku.... Sincerely: Sebuah kata hati bagian tubuh dari sesosok makhluk sexy sejak embrio :)

Dear Nona-ku, Aku tahu kehadiranku memang membuat titik di wajah elokmu, tapi haruskah aku selalu merasakan sakit ketika kau melakukan penganiayaan bertubi-tubi dengan memencet-mencet diriku yang sungguh tak berdosa ini?
Sincerely,
Jerawat.

Dear Nona-ku, Haruskah ada kewajiban untuk mencukur diriku dan teman-teman ketika Nona akan wisuda? Tahukan Nona, bahwasannya suatu saat, ketika kami mulai tumbuh lagi, kami akan tumbuh membabi buta bagai semak belukar yang tak tertata rapi. trust us!
Sincerely,
Alis Mata.

Dear Nona-ku, Aku tahu betapa banyaknya orang yang merindukanmu, bahkan di setiap hela nafas dan desiran kentut mereka. Tapi layakkah aku merasa bahagia ketika perlahan aku mulai rontok satu-persatu karena ulah orang-orang yang merindukanmu?
Sincerely,
Bulu Mata.

Dear Nona-ku, Tahukah Anda bahwa caraku untuk ikut bahagia ketika Nona bahagia adalah dengan menonjolkan diriku hingga offside dan menjulur keluar membabon buta. Tapi jika itu memang mengganggu, maafkan aku setulus hati, jiwa, raga, dan batin Anda.
Sincerely,
Bulu Hidung.

To Be Continued...

Saturday 8 October 2011

Curhat Interuptus: Antara Pencitraan dan Hak Saya


Actually, gue nulis postingan ini dalam 2 waktu yang berbeda. kemarin malem, dan siang ini. terpaksa interuptus, alias terputus, karena gue jaga malam sambil ngelus-ngelus dan observasi inpartu, dan gue sempatin ngeblog dengan nafsu yang super duper membludak maksimal. FYI, gue nulis postingan kali ini dengan perasaan yang terkatung gelisah gelombang menderai, dan buliran keringat segede upil sapi yang mengucur deras. Entah ya, akhir-akhir ini gue merasakan hidup yang penuh cobaan menjadi seorang mahasiswi D4, yang konon, ultimate goal dari pendidikan D4 adalah menjadi seorang dosen atau pendidik bidan yang harus bisa jadi role model mahasiswanya dan orang-orang di sekelilingnya. Dengan kata lain, calon pedidik bidan itu berat di pencitraan.

Dan lo tau nggak, kalo menurut gue dan yang ada di bayangan gue saat ini adalah bentukan sikap serta perilaku yang harus dimiliki oleh seorang dosen yang nggak think borderless, selalu kaku menghadapi mahasiswa dan pretend to be the other people who ‘sok’ wise. Jujur, gue nggak mau seperti itu, kalaupun memang tuntutan dosen adalah menjadi uswatun khasanah, gue akan melaksanakan semuanya dengan let it the flow dan biarkan semua terbentuk dengan perlahan yang nggak langsung berubah sedemikian dahsyat hingga 180 derajat, yang bakal bikin orang-orang pangling cenderung menolak sikap tersebut mentah-mentah, karena adanya unsur perubahan secara instan. Yah bisa dianalogikan juga dengan artis-artis youtube yang terkenal secara instan, beritanya pun santer terdengar, dan sangat bombastis menguak sisi lain kehidupan mereka, hingga akhirnya hanya bisa bertahan beberapa bulan saja. Gue nggak mau seperti itu!

Kadang gue berpikir apa yang salah dengan gue, sehingga ada beberapa dosen dan temen-temen yang nyatanya dengan terang-terangan ngomong di depan gue, menolak gue menjadi calon ‘gurunya guru’ ataupun ‘pendidik bidan’? Gue menyadari semua kekurangan yang gue miliki, gue memang baru lulus D3 20 Agustus kemarin yang bisa dipastikan pengalaman klinik gue nggak begitu banyak, tapi gue perlahan berusaha untuk mengatasi hal tersebut, gue berusaha untuk cari pengalaman alias magang di Puskesmas Mergangsan sejak sebelum gue lulus D3. Gue juga menyadari penampilan luar gue belum seorang calon dosen banget. Gue sadar dan gue akan berusaha untuk berubah perlahan, I promise!

Setiap orang yang tahu gue, pasti berpikir kalo gue adalah sosok yang lebay, acak adul, nggak bisa serius, hobi guyon. Gue nggak memungkiri itu, iya, gue adalah sosok orang yang memiliki karakter seperti itu. Tapi please, support dan dukungan itu gue butuhkan banget untuk saat ini, bukan cemoohan ataupun sindiran tajam yang menohok hingga dapat menyebabkan usus terburai dan pelebaran pembuluh vena.
Setiap anak pasti memiliki impian dan cita-cita untuk membahagiakan orang tuanya sehingga suatu saat dapat melihat senyuman indah di wajah ayah dan ibunya. Gue termasuk ke dalam golongan ‘anak’ itu. Dan gue berharap, jalan yang gue tempuh saat ini, (ketika gue sudah menyandang gelar ‘bidan’, dan ketika gue sedang menjalani kulia D4 untuk menjadi seorang pendidik bidan) akan membawa gue pada satu titik kebahagiaan dan kesuksesan hidup.

So meaning to say, gue punya hak secara utuh untuk membahagiakan Mama dan Papa, serta gue pun punya hak untuk menjadi orang sukses. Karena SUKSES ADALAH HAK SAYA! Dan ketika gue sudah mencapai kesuksesan tersebut, maka MEMPERTAHANKAN KESUKSESAN ADALAH HAK SAYA!

Monday 3 October 2011

5 Komponen Penting Dalam Hidup a la Gita Ajib

"Hidup berawal dari mimpi, dan untuk meraih mimpi, butuh tekad dan nekat, so meaning to say that hidup adalah nekat!"
-quote by gita ajib-

Quote di atas udah sering gue terjemahkan dan aplikasikan ke dalam kehidupan nyata gue, selama 21 tahun kehidupan gue.


Di postingan gue malem ini, sambil menyeruput segarnya susu putih mulus a la angkringan modern, house of raminten, gue mau membuka mata dan pikiran kalian yang masih tertutup akan hal-hal absurd yang akan menghentikan langkah kalian menuju singgasana kekuasaan yang sesungguhnya. eaaaa, bahasa gue sok tinggi bener yeh, padahal gue sendiri nggak bisa menerjemahkan isi dari tulisan gue yang konon dapat membuat kalian terhanyut dalam samudra pacific. *opo toh?!*

Oke, semua berawal dari bulan April 2011, ketika gue masih pake baju putih biru, seragam kebesaran mahasiswi bidan diploma 3, sesaat setelah gue n temen-temen kelar ujian tulis setelah PK 3, WK 3 kampus gue, bu Umu ngasih pengumuman tentang "The 3rd International Student Nursing Forum in Khon Kaen Thailand". acara tersebut sebenernya khusus untuk mahasiswa keperawatan, tapi boleh juga mahasiswa kebidanan ikutan. Kampus bakal memberangkatkan mahasiswa secara gratis, syaratnya, hasil abstrak penelitian mahasiswa yang dikirim ke panitia penyelenggara di Khon Kaen University Thailand, lolos untuk mengikuti presentasi seminar hasil di sana.

Gretongan boookkk, sapa sih cyiiinnn hari gini yang nggak mau gretongan? makhluk di muka bumi ini termasuk para protozoa dan ciliata pun seharusnya menyadarinya bahwa gratisan itu menyenangkan. Untuk biaya hidup di Thailand-nya sih ditanggung sama panitia penyelenggara, yang bayar cuman biaya transportasi PP-nya dan paspornya. Nah, biaya transport itulah yang bakal dibiayain saam kampus, tapi cuman untuk 3 orang mahasiswa aja.

Sayangnya, nggak banyak yang tertarik sama kesempatan langka ini, nyatanya dari 200-an mahasiswa kebidanan, cuma gue, mbak ida, dan mergy aja yang berminat ngirim abstrak hasil penelitian KTI-nya. Prinsip gue sih iseng-iseng berhadiah, gue nggak bakal tahu apa yang akan terjadi nanti kalo gue nggak pernah mencoba, dan buat gue trial and error itu biasa dalam hidup, hanya bagaimana impuls syaraf dan mental seseorang aja yang menanggapinya. dan menurut gue lagi, nothing is impossible brooohhh...

Tanpa pikir apa yang akan terjadi pada Naruto di akhir cerita, gue, mbak ida, n mergy ngumpulin berkas-berkas abstrak dan bikin paspor. dalam waktu 2-3 minggu semua udah kelar. Tapi, hingga sebulan berlalu belum ada pengumuman lolos atau nggak-nya penelitian gue dan temen-temen. gue mulai ketar-ketir, kalo gue nggak lolos, mau nggak mau gue harus ikut ke Thailand, karena kampus udah nalangin tiket penerbangannya. dan biayanya kurang lebih 5 jt rupiah PP. mampus nggak tuh, dapet duit dari mana sebanyak itu? gue mulai galau, biasa lah penyakitnya para remaja ababil... yang ada di otak gue pada saat itu, gimana caranya ngedapetin duit sebanyak itu, bahkan "ayam jago berperut buncit bak busung lapar" alias celengan kesayanganku pun isinya nggak sampe setengah juta.

Singkat cerita, 2 hari sebelum hari keberangkatan ke Bangkok, ada kabar menyenangkan yang cukup menohok batin dengan amat mesra bahwa, gue, mbak ida, mergy wakil dari kebidanan lolos seleksi untuk presentasi hasil penelitian. untuk wakil dari keperawatan ada kak aric, mbak soko, kak jalul, kak andi, dan mbak irna. Alhamdu...lillahhhhhh....

Gue nggak nyangka juga akhirnya bisa bertemu dengan ratusan "she male" di sana, haha... yah hikmahnya, gue bisa dapet berbagai pengalaman baru, temen2 baru dari berbagai negara, dan juga bisa nyicipin makanan yang berbumbu campur baur bikin mawut nan semrawut...

Eniwei, gue cuman mau bilang satu hal "mimpi, tekad, nekat, usaha, dan doa itu komponen hidup dalam mencapai suatu cita-cita."

Semua itu bukan tidak mungkin, bahkan ketika lo pengen belajar di luar negeri sekalipun dengan tanpa modal duit, insya Allah akan terlaksana ketika lo punya 5 komponen tersebut dalam mind set lo. gue pun saat ini lagi dalam tahap tersebut dan semoga happily ever after.