Actually, gue nulis postingan ini dalam 2 waktu yang berbeda. kemarin malem, dan siang ini. terpaksa interuptus, alias terputus, karena gue jaga malam sambil ngelus-ngelus dan observasi inpartu, dan gue sempatin ngeblog dengan nafsu yang super duper membludak maksimal. FYI, gue nulis postingan kali ini dengan perasaan yang terkatung gelisah gelombang menderai, dan buliran keringat segede upil sapi yang mengucur deras. Entah ya, akhir-akhir ini gue merasakan hidup yang penuh cobaan menjadi seorang mahasiswi D4, yang konon, ultimate goal dari pendidikan D4 adalah menjadi seorang dosen atau pendidik bidan yang harus bisa jadi role model mahasiswanya dan orang-orang di sekelilingnya. Dengan kata lain, calon pedidik bidan itu berat di pencitraan.
Dan lo tau nggak, kalo menurut gue dan yang ada di bayangan gue saat ini adalah bentukan sikap serta perilaku yang harus dimiliki oleh seorang dosen yang nggak think borderless, selalu kaku menghadapi mahasiswa dan pretend to be the other people who ‘sok’ wise. Jujur, gue nggak mau seperti itu, kalaupun memang tuntutan dosen adalah menjadi uswatun khasanah, gue akan melaksanakan semuanya dengan let it the flow dan biarkan semua terbentuk dengan perlahan yang nggak langsung berubah sedemikian dahsyat hingga 180 derajat, yang bakal bikin orang-orang pangling cenderung menolak sikap tersebut mentah-mentah, karena adanya unsur perubahan secara instan. Yah bisa dianalogikan juga dengan artis-artis youtube yang terkenal secara instan, beritanya pun santer terdengar, dan sangat bombastis menguak sisi lain kehidupan mereka, hingga akhirnya hanya bisa bertahan beberapa bulan saja. Gue nggak mau seperti itu!
Kadang gue berpikir apa yang salah dengan gue, sehingga ada beberapa dosen dan temen-temen yang nyatanya dengan terang-terangan ngomong di depan gue, menolak gue menjadi calon ‘gurunya guru’ ataupun ‘pendidik bidan’? Gue menyadari semua kekurangan yang gue miliki, gue memang baru lulus D3 20 Agustus kemarin yang bisa dipastikan pengalaman klinik gue nggak begitu banyak, tapi gue perlahan berusaha untuk mengatasi hal tersebut, gue berusaha untuk cari pengalaman alias magang di Puskesmas Mergangsan sejak sebelum gue lulus D3. Gue juga menyadari penampilan luar gue belum seorang calon dosen banget. Gue sadar dan gue akan berusaha untuk berubah perlahan, I promise!
Setiap orang yang tahu gue, pasti berpikir kalo gue adalah sosok yang lebay, acak adul, nggak bisa serius, hobi guyon. Gue nggak memungkiri itu, iya, gue adalah sosok orang yang memiliki karakter seperti itu. Tapi please, support dan dukungan itu gue butuhkan banget untuk saat ini, bukan cemoohan ataupun sindiran tajam yang menohok hingga dapat menyebabkan usus terburai dan pelebaran pembuluh vena.
Setiap anak pasti memiliki impian dan cita-cita untuk membahagiakan orang tuanya sehingga suatu saat dapat melihat senyuman indah di wajah ayah dan ibunya. Gue termasuk ke dalam golongan ‘anak’ itu. Dan gue berharap, jalan yang gue tempuh saat ini, (ketika gue sudah menyandang gelar ‘bidan’, dan ketika gue sedang menjalani kulia D4 untuk menjadi seorang pendidik bidan) akan membawa gue pada satu titik kebahagiaan dan kesuksesan hidup.

No comments:
Post a Comment