Bicara soal jatuh cinta dan sakit hati, masing-masing orang pasti pernah merasakan. Seseorang nggak akan pernah mungkin sakit hati kalo nggak pernah jatuh cinta, begitupun sebaliknya, seseorang nggak akan pernah jatuh cinta kalo nggak pernah sakit hati. Walaupun jatuh cinta dan sakit hati itu sepaket, bagaikan SBY dan bu Ani Yudhoyono, namun luka karena sakit hati dan penyembuhnya justru selalu dijual terpisah.
Jatuh cinta dan sakit hati berada di antara pertemuan dan
perpisahan. Masing-masing orang memiliki ceritanya sendiri, tentang bagaimana
pertemuan mereka, jatuh cinta, sakit hati, ataupun hingga mengalami perpisahan.
Beberapa orang ada yang dengan gampangnya jatuh cinta karena pandangan pertama.
Misalnya seperti yang dialami oleh pasien yang pernah gue temui, dia bertemu
dengan seseorang yang sekarang menjadi suaminya, di sebuah Mall. Pandangan mata
mereka bertemu, kemudian ngobrol, dilanjut tuker nomor HP dan BB, langsung deh
2 hari kemudian jadian.
Jaman SMA, ketika gue ikut serta dalam bakti sosial di sebuah
desa di daerah Bantul, gue dikejutkan oleh tabrakan motor yang nggak begitu
keras, tapi cukup mengagetkan warga sekitar. Seorang perempuan berseragam SMA
ditabrak dari arah selatan oleh seorang lelaki berseragam serupa, putih
abu-abu. Beberapa saat kemudian setelah gue dan temen-temen lainnya membantu
menegakkan kembali motor perempuan tersebut yang jatuh, sang lelaki berseragam
SMA malah mendekati korban untuk meminta maaf, berkenalan dan meminta nomor HP,
terus jadian. Semudah itukah bertemu dengan belahan jiwanya? Jawabannya, enggak
semua sama.
Gue sering nonton adegan pertemuan di FTV, kebanyakan memang
awal pertemuan mereka (pemeran utama) selalu tabrakan di suatu tempat, misalnya
tabrakan di lorong sekolah, buku-buku yang dibawa pemeran utama wanita jatoh,
kemudian sang pria dengan sigap membantu membereskan buku-buku yang berserakan,
kemudian keduanya bertatapan, lalu kenalan, jatuh cinta, 10 menit kemudian
jadian. Atau ada lagi adegan yang sering banget terjadi adalah pemeran
perempuannya kecipratan air kubangan bekas hujan yang dengan atau tidak
disengaja oleh pemeran laki-lakinya yang lagi naik mobil. Pada awalnya si
pemeran perempuan marah-marah, tapi akhirnya jadian juga sama lawan mainnya.
Agak absurd memang cerita di dalam FTV dan sinetron. Bahkan
adegan di kamar dan di rumah sakit jauh lebih absurd dari kisah pertemuan dua
pemeran utama dalam sebuah FTV maupun sinetron, pasien yang baru saja pingsan
dan didiagnosis oleh dokter FTV tersebut menderita hipotensi alias darah
rendah, bisa-bisanya masih terlihat bugar dengan make up yang tancap lengkap
serta warna gincu yang menggelora. Begitu absurdnya tiap adegan di FTV dan
sinetron, tetep aja menginspirasi gue untuk berkhayal bagaimana semesta
melakukan konspirasi pertemuan saya dengan seseorang yang sepertinya masih
disimpen oleh Yang Kuasa. Mungkin kalau konspirasi semesta selalu gue alami, bisa
jadi berkali-kali gue kecipratan kubangan bekas air hujan, atau nubruk orang
yang lagi jalan.
Semesta mungkin berkonspirasi dalam mempertemukan dua insan,
namun bukan kapasitas semesta untuk membuat kedua insan tersebut berpisah,
karena hanya Allah yang merancang itu semua secara sepaket.
No comments:
Post a Comment