Monday, 16 April 2012

Indonesia Bisa Lebih Baik dari Taiwan!

2 minggu lagi gue bakal meninggalkan negara ini, negara yang kelak bakal meninggalkan berjuta kenangan, dan berjuta pahit manisnya perasaan yang terombang-ambing. eaaaa. Taiwan, i'm gonna miss u deh :'(.

Eniwei, hari ini gue pengen banget sharing soal materi diskusi gue dengan para nurse dan dokter2 di Taipei Hospital ini soal Angka Kelahiran Bayi yang super duper kecilnya per tahun.

oke, hal pertama yang bakal gue kupas adalah pandangan dari kacamata gue soal angka kematian maternal di negara berkembang. sebagaimana yang kita semua tahu bahwa, penurunan angka kematian maternal di negara berkembang dihambat oleh sistem kesehatan yang lemah, tingkat kesuburan yang tetap tinggi dan ketersediaan data yang terbatas. Sebagian besar kematian maternal terjadi sekitar persalinan, kelahiran dan pascapersalinan dini sementara penyebab utamanya adalah perdarahan. Variasi lokal bisa sangat besar dan mungkin mempunyai implikasi kebijakan yang penting. Dari sisi pemberi pelayanan kesehatan faktor kontekstual yang berpengaruh adalah faktor‐faktor klinik dan sistem pelayanan kesehatan,sementara dari sisi ibu hamil adalah faktor‐faktor keluarga, masyarakat dan negara.

Hal kedua adalah, memaparkan hasil diskusi panjang yang gue peroleh dari nurse2 dan dokter2 d rumah sakit ini:
1. Angka kelahiran bayi per tahun kira2: 0,3%. kecil banget jika dibandingkan dengan di Indonesia yang hampir setiap hari ada ibu yang melahirkan. beberapa bulan yang lalu, saat gue magang di puskesmas mergangsan, gue hitung rata2 per bulan ada 60 bayi lahir, itu artinya paling tidak sehari itu ada 2 ibu bersalin, bahkan mungkin bisa lebih. kemudian tahun lalu ketika gue masih terdaftar sebagai mahasiswa D3 kebidanan, gue praktek klinik di RSUD Wates dan yang paling bikin gue menganga, melotot, dan bahkan bulu hidung bermetastase hingga udel, adalah sehari paling tidak ada 5-6 bayi yang bersalin, baik secara normal maupun caesar.

2. Pemerintah di Taiwan pun bahkan sampe ngasih sejenis "SALARY" buat penduduknya yang mau punya anak. di Taiwan, orang2 tua jumlahnya cukup banyak bila dibandingkan dengan bayi2 dan kaum2 muda lainnya. so, pemerintah dengan segala upaya mengerahkan segala cara agar rakyatnya mau punya anak. untuk meningkatkan angka kelahiran. namun, tidak disambut baik juga oleh rakyatnya. karena mereka menyadari bahwa biaya hidup mahal, dan mereka harus punya planing yang cukup baik utk masa depan anaknya kelak. mereka menargetkan bahwa hingga besar dan menikah nanti, para orang tua menganggarkan paling tidak sekitar NTD 5000.000 = 1,7 milyar Rupiah. bandingkan dengan di Indonesia yang "suka" banget punya anak, banyak anak banyak rezeki, tanpa memikirkan lebih jauh apa yang harus mereka berikan untuk anak2 mereka. dan hal ini bisa menjadi resiko tinggi bagi ibu, sehingga angka kematian ibu dan angka kematian bayi pun meningkat.

3. Rakyat di sini kesadaran akan kesehatannya cukup besar. mereka, para wanita yang sudah aktif berhubungan seksual, rajin melakukan pemeriksaan Pap Smear, dan biayanya bisa dikatakan cukup terjangkau, karena setiap warga di sini punya "Health Insurance" dari pemerintah, tanpa terkecuali. Lain hal-nya dengan di Indonesia, warganya harus "dioprak-oprak" dulu biar mau, itupun juga karena mereka punya asuransi kesehatan, jadi biayanya bisa lebih murah, dan di Indonesia gak semua orang punya asuransi kesehatan, kan?

Indonesia, gue mencintai negaraku dengan sepenuh jiwa ragaku, sungguh! apapun itu, bahkan ketika orang2 taiwan sekalipun meng-underestimate-kan negara kita, hanya karena banyak TKI n TKW kerja di Taiwan, bukan sebagai tenaga kerja profesional. Gue cuma pengen di Indonesia maju, rakyatnya punya kesadaran yang tinggi, terutama WAKIL RAKYAT-nya! Sungguh gue cuman pengen Indonesia bangkit dari keterpurukannya saat ini. dimulai dari diri sendiri, bangkitkan Indonesia. Indonesia Bisa Lebih Baik dari Taiwan!! dan akhirnya, sekali lagi gue pengen bilang kalo DAMN, I LOVE INDONESIA :)

No comments:

Post a Comment