Saturday, 24 September 2011

AJIB-NYA HOTEL BINTANG TOEDJOEH

Hari ini gue banyak nulis di blog yah, ahaaaaa, sebenernya keinginan menulis gue hari ini cukup membuncah hingga hampir meletus dan mengeluarkan biogas yang harum namanya, melebihi harumnya bunga raflesia arnoldi yang elok rupawan...

Eniwei, semalem ngobrol sama papa, beliau nyeritain dulu pas ada tugas kantor, nginep di hotel bintang 5, yang beliau nggak tahu kalo ada 2 jenis air di toilet, air panas sama air dingin, dan alhasil, kulit papa gue sempet melepuh... berdasarkan pengalaman konyol papa gue, gue juga pengen berbagi kisah bulan mei lalu waktu ke Bangkok (presentasi hasil penelitian internasional).. let's cekidotttt, broooohh...

***


Pas di Bangkok, gue sama temen-temen lainnya nginep di salah satu hotel berlabel muslim dan halal. Gue nggak bisa baca nama hotelnya. Gue rasa ini hotel bintang toedjoe.
Karna hotel muslim, jadi nggak heran kalo semua karyawan cewenya pake jilbab dengan wajah metal, alias melayu total. Mas-masnya juga pandai cakap melayu. Ya mereka itu TKI-nya Malaysia. Jauh lebih dimanusiakan daripada the real TKI ya?
Yak ketololan dan kedodolan gue mulai kambuh dengan biadabnya. Nggak kebayang kalo kamar hotelnya se-waow ini. Dulu-dulu juga pernah nginep di hotel waktu berkali-kali jadi backpacker, tapi biasanya tetep aja di toilet tersedia gayung. Lha di sini nggak ada gayung, semuanya American standard.
Sekian lama “nggumun”, akhirnya nyadar juga ini kenapa kamarnya panas banget, mana lampunya mati semua. Saklar lampu udah berkali-kali dihidupin diceklak-ceklek loh kok nggak nyala-nyala? Remote AC-nya juga di-on nggak hidup-hidup. Kalo dengan keadaan seperti ini apa yang anda bayangkan? Listrik mati donk ya? Tapi masa hotel bintang toedjoe gini nggak ada genset sih?
Trus gue buka pintu, kali aja kamar depan sama sebelah juga merasakan hal yang sama. Tapi… taraaaaa, lampu mereka hidup, Sodara-sodara! Tidakkah anda merasa shock dan seperti perlakuan yang agak diskriminatif jika mendapatkan hal yang demikian ini terjadi di kehidupan anda?
Trus dengan keberanian diri yang menggunung dan hampir meletus, gue tanya ke orang Arab sebelah kamar gue yang lagi jalan di lorong (sebenernya mau sok-sok pedekate aja gitu), sementara si Mergy nanya penghuni depan kamar…

Gue: “ehm, sorry if I’ve disturb you. Just now I’ve tried repetedly to turn on the lights and air conditioning, but the result was...hopeless. Is there any possibility of electrical short-circuit it? Could you help me to turn it on?”
Mas-mas Arab: *tatapan sinis-sinis campur cengo* “Have you insert the card into the flat box-shaped device mounted beside the door?”
Gue: “oh yeah, I haven’t insert the card.”
Mas-mas Arab: Hahahaha *ketawa puas bagai harimau yang mau menerkam mangsanya* “Yeah, do it now, and the electrical room will be turn on.”
Gue: “Oh yeah, thanks for your help.”
Mas-mas Arab: “Anyway, do you come from Indonesia?”
Gue: “Yes I do. Umm, sorry, not everyone in Indonesia plebeian like me. So, take it easy guys.” *ngacir mlipir*

Jadi ternyata, cara nyalain lampu, AC, tivi, kulkas de el el itu pake kartu yang dikasih sama petugas hotelnya pas di meja resepsionis tadi. Jadi, kartunya itu dimasukin ke alat yang nempel di tembok deket pintu, trus secara otomatis semuanya nyala dengan riang gembira. Sumpah, itu si Arab inget muka gue nggak ya, malu banget nih, berkali-kali memperlihatkan kedodolan sendiri di negeri orang.
Untung pas kejadian ini Sri Sultan Hamengkubuwono nggak liat, coba kalo beliau liat warganya senorak dan sekampungan gue, pasti gue udah ditendang sampe Zimbabwe. Bahkan kalo gue udah nyampe di negara itu, gue pasti juga bakal dideportasi lagi ke Indonesia, nyampe Indonesia pasti gue digiring ke Guantanamo Bay, dan akhirnya gue bergumul bareng sapi-sapi perah di sana, trus jangan-jangan gue bakal jadi the next sapi gelonggongan, ooo tidaaaaakkkk!!!

Pesan moral a la ajib: Malu bertanya sesat di jalan, banyak bertanya menyebabkan kemaluan anda bertambah besar. Lho?!

No comments:

Post a Comment